Senin, 16 Desember 2013

kalimantan selatan



Tarian tradisional
Secara garis besar seni tari dari Kalimantan Selatan adalah dari adat budaya etnis Banjar dan etnis Dayak. Tari Banjar berkembang sejak masa Kesultanan Banjar dan dipengaruhi oleh budaya Jawa dan Melayu, misalnya Tari Japin dan Tari Baksa Kembang.
Rumah Adat
Rumat adat Kalimantan Selatan, khususnya dari etnis Banjar adalah Rumah Banjar dan ikon utamanya adalah Bubungan Tinggi.
Makanan dan Minuman
Setiap kawasan di Kalimantan Selatan, memiliki makanan sebagai ciri-ciri khas daerah, seperti daerah Hulu Sungai Selatan dengan dodol dan ketupat khas kandangan-nya, Barabai dengan apam dan kacang jaruk, Amuntai dengan kuliner dari daging itik, dan Binuang dengan olahan pisang sale yang disebut rimpi, Soto Banjar, Sate Itik, Nasi Kuning, dan lain-lain.

Bahasa Daerah

Seni dan Budaya
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/8/88/Gedung_Sultan_Suriansyah.jpg/300px-Gedung_Sultan_Suriansyah.jpg
Gedung Sultan Suriansyah tempat pementasan budaya Kal-Sel.





Seni Karawitan
  1. Gamelan Banjar
  2. Musik Panting (suku Banjar)
  3. Musik Kangkurung/Kukurung (suku Dayak Bukit)
  4. Musik Bumbung
  5. Musik Kintung
  6. Musik Kangkanong
  7. Musik Salung
  8. Musik Suling
  9. Musik Bamban
  10. Musik Masukkiri (suku Bugis)
Teater tradisional dan wayang
Tarian
Tarian suku Banjar:
Tarian suku Dayak Bukit:
  • Tari Tandik Balian
  • Tari Babangsai (tarian ritual, penari wanita)
  • Tari Kanjar (tarian ritual, penari pria)
Lagu
Lagu Daerah suku Banjar antara lain:
Rumah Adat
Pakaian Adat
  • Pakaian Pengantin Suku Banjar ada 4 jenis, yaitu:
    • Pengantin Bagajah Gamuling Baular Lulut
    • Pengantin Baamar Galung Pancar Matahari
    • Pengantin Babaju Kun Galung Pacinan
    • Pangantin Babaju Kubaya Panjang
  • Pakaian Pemuda-pemudi ada 2 jenis, yaitu:

Perekonomian

 

Tenaga kerja

Sektor pertanian merupakan sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja. Pada bulan Februari 2012 tercatat sebanyak 38,20 persen tenaga kerja diserap sektor pertanian. Sektor perdagangan adalah sektor kedua terbesar dalam penyerapan tenaga kerja, yaitu sebesar 20,59 persen. Status pekerja di Kalimantan Selatan masih didominasi oleh pekerja yang bekerja di sektor informal. Pada Februari 2012 sebanyak 63,20 persen adalah pekerja di sektor informal. Sebagian besar dari pekerja tersebut berstatus berusaha sendiri (19,66 persen), berusaha dibantu buruh tidak tetap (18,92 persen) serta pekerja bebas dan pekerja tak dibayar (24,61 persen). Pekerja di sektor formal tercatat sebanyak 36,80 persen yaitu terdiri dari pekerja dengan status buruh/karyawan (33,35 persen) dan status berusaha dibantu dengan buruh tetap (3,45 persen).

Pertanian & Perkebunan

Hasil utama pertanian adalah padi, di samping jagung, ubi kayu dan ubi jalar. Sedangkan buah-buahan terdiri dari jeruk, pepaya, pisang, durian, rambutan, kasturi dan langsat. Untuk perkebunan adalah kelapa sawit.

Industri

Industri di Kalimantan Selatan didominasi oleh industri manufaktur mikro dan kecil, disusul oleh industri manufaktur besar dan sedang.[17] Sampai pada tahun 2010, jumlah unit usaha berjumlah 60.432 unit, meningkat 10,92% dibandingkan pada tahun 2009.

Jasa

 

Pertambangan

Pertambangan didominasi batu bara, di samping minyak bumi, emas, intan, kaloin, marmer, dan batu-batuan.

Ekspor & Impor

 

Keuangan & Perbankan

Ditinjau kinerjanya pada tahun 2009, perbankan di Kalimantan Selatan mencatat pertumbuhan yang lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya sebagai imbas krisis finansial global. Namun demikian beberapa indikator masih mencatat pertumbuhan yang positif. Volume usaha perbankan (asset) Kalsel tumbuh 13,3% dari akhir tahun 2008 sehingga mencapai Rp21,24 triliun. Pertumbuhan asset ini terutama ditopang oleh pertumbuhan kredit dan DPK.
Dana masyarakat yang dihimpun perbankan Kalsel pada akhir tahun 2009 mencapai Rp18,33 triliun atau tumbuh 13% (y-o-y). seluruh jenis rekening dalam bentuk giro, tabungan, maupun deposito menunjukkan pertumbuhan yang positif yakni masing-masing sebesar 10,51% (y-o-y), 17% (y-o-y), dan 5,86% (y-o-y).
Sementara itu dari sisi penyaluran kredit, pada akhir Desember 2009 jumlah kredit yang disalurkan mencapai Rp13,95 triliun atau tumbuh 16% (y-o-y). pertumbuhan kredit ini terutama ditopang oleh kredit konsumsi dan kredit investasi yang tumbuh cukup tinggi yakni sebesar 24,81% (y-o-y) dan 30,42% (y-o-y).
Dengan perkembangan tersebut, fungsi intermediasi perbankan yang dicerminkan oleh rasio LDR (Loan to Deposit Ratio) pada tahun 2009 menunjukkan peningkatan yaitu dari 74% di tahun 2008 menjadi 75,7%. Sementara itu, berkat kerja keras semua pihak yang berwenang, resiko kredit di tahun 2009 terjaga pada level yang aman yakni dengan rasio NPL sebesar 2,14% lebih rendah dari rasio NPL pada akhir tahun 2008 yang mencapai 4,76%.[19]
Jumlah lembaga perbankan di Kalimantan Selatan terdiri dari 15 bank umum konvensional, 6 bank umum syariah, 24 bank perkreditan rakyat (BPR) serta 1 BPR Syariah, dengan jaringan sebanyak 196 kantor, dan dukungan 123 ATM.


Festival Budaya,Pasar Terapung, Barometer Potensi Wisata Budaya Kalimantan Selatan.

Pasar Terapung Kalimantan Selatan, Batulicin, Banjarmasin
Pasar Terapung Kalimantan Selatan, Batulicin, BanjarmasinPasar Terapung Kalimantan Selatan telah menjadi wisata budaya Nasional, turis lokal dan manca-negara seolah berlomba untuk dapat menikmati suasanan pasar unik ini. Bahkan cerita dan photo tentang Pasar Terapung tersebar bebas diberbagai media publikasi. Fakta yang menunjukkan, Pasar Terapung adalah ikon wisata Kalimantan Selatan.
Tarian Khas Kalimantan-Selatan






Pasar Terapung Kalimantan Selatan, Batulicin, Banjarmasin, Tadian Khas Kalimantan
Tarian Khas Kalimantan,


Festival Budaya Pasar Terapung adalah event tahunan yang diselenggarakan oleh Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Kalimantan Selatan. Sebagai ajang tahunan yang mempromosikan dan memberikan informasi serta wadah apresiasi seni budaya, produk unggulan wisata daerah Kalimantan Selatan. Wakil Gubernur Kalimantan Selatan H. Rudy Resnawan mengungkapkan “Budaya Pasar Terapung adalah ikon wisata budaya Kalimantan Selatan yang harus terus dilestarikan”, hal ini disampaikannya saat menghadiri Festival Budaya Terapung 2012 bertempat di halaman Kantor Gubernur Kalimantan Selatan.
Pasar Terapung Kalimantan Selatan, Batulicin, Banjarmasin
Wayang Gong, percampuran budaya Banjar dan Jawa





Pasar Terapung Kalimantan Selatan, Batulicin, Banjarmasin
Musik Panting, alat musik yang hanya bisa ditemukan di Kalimantan Selatan.




Festival Budaya Terapung telah diadakan sebanyak 4 kali, setiap tahunnya Festival Budaya Pasar Terapung menghadirkan potensi seni dan budaya tiap Kabupaten yang ada di Kalimantan Selatan, seperti Kampung Banjar; area yang disulap sedemikian rupa dengan tenda-tenda yang diisi oleh perwakilan masing-masing Kabupaten di Kal-Sel, dengan menampilkan potensi wisata dan budaya. Festival Kuliner; ajang peragaan kuliner khas daerah, Festival Musik Daerah; menampilkan segala keunikan musik daerah di Kal-Sel, seperti Musik Panting, Wayang Gong dan ragam keunikan seni dan budaya Kalimantan Selatan, hingga Festival Permainan Daerah, seperti Enggrang, Terompah Panjang. Kegiatan yang paling ditunggu masyarakat adalah Pasar Terapung, puluhan perahu yang biasa bersandar di Muara Quin Banjarmasin dan Lok Baintan Sungai Tabuk, Banjar, didatangkan dari tempat asalnya, masyarakat bisa melakukan transaksi jual-beli saat pagi hari, karena Pasar Terapung memang hanya ada saat matahari terbit hingga beranjak siang. Seperti halnya Mitch, salah seorang turis dari USA, “saya datang kesini karena sering mendengar cerita tentang Pasar Terapung, saya penasaran ingin merasakan naik perahu tapi dalam suasana pasar” ungkapnya.
Rangkaian acara tahunan Festival Budaya Pasar Terapung telah menjadi tolak ukur bagi masayarakat Nasional dan Internasional untuk mengetahui potensi wisata budaya yang ada di Kalimantan Selatan, “kalo ada turis lokal dan manca yang mau tau apa aja yang ada di Kal-Sel, datang aja ke Festival Budaya Pasar Terapung” hal ini disampaikan H. Rudy Resnawan saat menghadiri malam Pentas Seni. Apa yang disampaikan Wa-Gub. tidak berlebihan, melihat rangkaian acara yang disajikan oleh Festival Budaya Pasar Terapung seolah berkeliling ke seluruh penjuru daerah Kal-Sel, semua keunikan wisata, budaya, seni dan kerajinan dan industri produk daerah, dihadirkan di Festival Budaya Terapung.

Seni Budaya Banjarmasin
Teater Tradisi / Teater Rakyat
Antara lain Mamanda, Madihin, Wayang Gung, Abdul Mulk Loba, Kuda Gepang, Cerita Damarwulan, Tantayungan, Wayang Kulit, Teater Tutur.

Seni Musik
Antara lain Kuriding, Karung-karung Panting, Kintunglit, Bumbung, Suling Bambu, Musik Tiup, Salung Ulin, Kateng Kupak.

Sinoman Hadrah dan Rudat
Sinoman Hadrah dan Rudat bersumber daripada budaya yang dibawa oleh pedagang dan penda'wah Islam dari Arab dan Parsi dan berkembang campur menjadi kebudayaan pada masyarakat pantai pesisir Kalimantan Selatan hingga Timur.

Seni Tari
a.       Tari Tradisi : Balian, Gantar, Bakanjar, Babangai
b.      Tari Klasik : Baksa Kambang, Topeng, Radap Rahayu
c.       Tari Rakyat : Japin Sisit, Tirik Lalan, Gambut, Kuda Gepang, Rudat dll

Seni Sastra
Antara lain Kuriding, Karung-karung Panting, Kintunglit, Bumbung, Suling Bambu, Musik Tiup, Salung Ulin, Kateng Kupak.
a.       Syair : Hikayat, Sejarah, Keagamaan
b.      Pantun : Biasa, Kilat, Bakait

Seni Rupa
Antara lain Ornamen, Topeng dan Patung.



Keterampilan
Maayam dinding palupuh, maulah atap, wantilan, maulah gula habang, maulah dodol kandangan, maulah apam barabai, maulah sasapu ijuk, manggangan, maulah wadai, maulah urung katupat, maaym janur banjar, dll.

Upacara-upacara Adat
Aruh Ganal merupakan upacara adat dimana terhimpun masyarakat Banjar diperantauan untuk merumuskan langkah dan kebijaksanaan membangun Banua Banjar.
Bagandut, Bamulut, Madihin, Musih Kintung adalah merupakan kesenian daerah yang menceritakan tentang kehidupan raja-raja Banjar.
Batimung merupakan upacara adat pengantin Banjar untuk membersihkan badan (semacam sauna). Mandi-mandi adalah acara adat suku Banjar bagi perempuan yang hamil pertama usia 7 bulan.
Badudus merupakan upacara adat berupa mandi bagi keturunan raja Banjar yang akan melangsungkan perkawinan.
Mapan retasi adalah upacara adat suku Bugis sebagai tanda syukur agar hasil panen ikan tahun berikut lebih baik.
Balian merupakan upacara adat yang dilakukan suku Dayak bila mengalami musibah besar seperti kematian dan penyembuhan sakit.

KEBUDAYAAN KALIMANTAN SELATAN




Penduduk asli Kalimantan Selatan umumnya suku bangsa Banjar yang intinya terdiri dari sub suku, yaitu Maayan, Lawangan dan Bukiat yang mengalami percampuran dengan suku bangsa Melayu, Jawa dan Bugis. Identitas utama yang terlihat adalah bahasa Banjar sebagai media umum. Penduduk pendatang seperti Jawa, Melayu, Madura, dan Bugis sudah lama datang ke Kalimantan Selatan. Suku bangsa Melayu datang sejak zaman Sriwijaya atau sebagai pedagang yang menetap, suku bangsa Jawa datang pada periode Majapahit bahkan sebelumnya, dan orang Bugis datang mendirikan kerajaan Pegatan di masa lalu.
Suku-suku Maayan, Lawangan, Bukit, dan Ngaju dipengaruhi oleh kebudayaan Melayu dan Jawa, dipersatukan oleh kerajaan yang beragama Buddha, Hindu dan terakhir Islam, dari kerajaan Banjar, sehingga menumbuhkan suku bangsa Banjar yang berbahasa Banjar. Kerajaan banjar pada abad ke-16 dan 17 sudah mengadakan hubungan dengan kesultanan Demak dan Mataram. Kerajaan inipun tidak luput incaran bangsa asing seperti Belanda dan Inggris yang silih berganti mendatangi pelabuhan Banjar.
Ketika terjadi perlawanan terhadap Belanda pada abad ke 29, tampil pemimpin-pemimpin seperti Sultan Hidayat dan Pangeran Antasari menghadapi Belanda. Masyarakat adat Kalimantan Selatan terutama suku Banjar mengenal berbagai upacara adat yang berkenaan dengan kehidupan manusia. Sejak masih dalam kandungan hingga saat kematian. Misalnya adanya adat berpantang bagi wanita hamil, upacara Bapalas bidan, yakni ketika bayi yang dilahirkan berumur 40 hari dan sekaligus memberikan nama, upacara perkawianan terdiri dari beberapa tahap, sejaka Babasasuluh yaitu mencari data-data tentang calon istri, Badatang yakni melamar,

  1. Adat Bantar Patalian.
Bantar Patalian yaitu acara penyerahan seperangkat barang atau mas kawin, Qur’an dan puncak upacara adalah pengantin Batatai atau bersanding. Terakhir adalah upacara Pemakanan Pengantin yaitu kedua mempelai menjalani bulan madu, selama 7 hari 7 malam hanya makan dan minum di balik tabir tertutup.
2.      Seni Sastra dan Suara.
Pada masyarakat Banjar berkembang seni sastra dan seni suara yang indah, yang semula dari pergaulan sehari-hari di anatara mereka saling sindir menyindir kadang-kadang dengan bahasa syair dan pantun-pantun dan ada kalanya bersifat humor di antara muda-mudinya. Sindir menyindir ini lama kelamaan berkembang menjadi seni sastra yang indah hingga kini misalnya pepatah-pepatah.
3.      Seni Rupa.
Di dalam seni rupa, suku Banjar mengenal sulaman-sulaman yang indah yang biasanya sebagai pelengkap peralatan upacara seni ukir, terdapat pada ukiran kayu pada bangunan rumah atau mesjid, juga pada kerajinan barang-barang dari Kuningan seperti tempat sirih, peludahan, bokor, kapit, abun dan sebagainya. Anyaman dari pandan ataupun rotan umumnya di kerjakan oleh wanita untuk mengisi waktu senggang berkembang pula di daerah lain.

4.      Seni Bangunan.
Untuk seni bangunan terutama bangunan rumah, masyarakat suku Banjar sudah memiliki arsitektur yang cukup tinggi nilainya. Rumah-rumah tradisional berupa rumah panggung dengan atap yang menjulang tinggi. Dar samping bila di lihat seperti piramide. Ruamh-rumah panggung tersebut berbeda satu sama lainnya karenanya, dapat diketahui status sosial pemiliknya. Dahulu rumah-rumah tersebut dibedakan dalam beberapa golongan atas, seperti bangsawan, ulama, pedagang mempunyai rumah bubungan tinggi yang disebut gajah baliku, palimasan palimbangan, gajak manyusu, rumah balai laki, dan rumah balai bini. Sedangkan bagi kebanyakan rumah adalah rumah cacak burung, rumah tadah alas, rumah gudang atau pondok biasa. Rumah bagi orang biasa umumnya berbentuk segi empat silang atau segi empat memanjang.
5.      Pengaruh Kebudayan Dalam Kehidupan Sehari-hari.
Setelah menjelaskan tentang kehidupan budaya di Kalimantan Selatan saya  akan menjelaskan pengaruh kebudayaan itu terhadap kehidupan saya sekeluarga. Walaupun keluarga saya (ayah dan ibu) asli dari Kalimantan Selatan namun kehidupan kebudayaan Kalimantan Selatan tidak terlalu berpengaruh terhadap kehidupan keluarga saya, terutama dalam hal adat istiadat. Mungkin karena adat istiadat yang berlaku mayoritas adalah milik masyarakat muslim sedangkan kami sendiri non muslim maka adat tersebut tidak begitu berpengaruh kepada kami. Kebudaayaan Kalimantan Selatan yang kental dalam keluarga saya adalah dalam hal bahasa dan masakan.