Kamis, 28 November 2013

materi tauhid



Tauhid Rububiyah
1) Pencipta alam semesta beserta dengan segala isinya.
2) Pembimbing yang menjamin tersedianya segala kebutuhan dan yang bertugas mengurus soal pendidikan dan pertumbuhan.
3)Pengasuh, penjaga, dan yang bertanggungjawab dalam mengajar dan memperbaiki keadaan.
4)Pemimpin yang dijadikan kepala, yang bagi anak buahnya tak ubah sebagi pusat tempat mereka berhimpun di sekelilingnya.
5)Pemuka yang ditaati, kepala dan pemilik kekuasaan mutlak, yang putusanya dipatuhi dan kedudukan serta ketinggianya diakui serta berwenang untuk memilih dan menentukan kebijaksanaan.
6) Raja yang dipertuan.
Tauhid Mulkiyah
a)      Tidak ada Wali(Pemimpin) yang pantas Memimpin kecuali hanya Allah (La Waliya Illallah)
b)      Tidak ada Penguasa Yang Menentukan (Hakim) kecuali hanya Allah (La Hakima Illallah)
c)       Tidak ada Yang Pantas Menjadi Tujuan (Ghayah) kecuali hanya Allah (La Ghayata Illallah)
pengaruh tauhid itu adalah :
1. Kemerdekaan Manusia.
Syirik dengan segala bentuk dan penampilannya tidka lain hanyalah merupakan penghinaan dan penurunan martabat manusia, sebab ia mengharuskan ketundukan kepada makhluk dan penghambaan kepada sesuatu atau manusia yang tidak menciptakan sesuatupun, bahkan mereka diciptakan, mereka tidak memiliki kemampuan apapun untuk menghindarkan dari bahaya dari dirinya atau meraih manfaat, dan tidak memiliki pula kemampuan menghidupkan, mematikan dan membangkitkan (setelah kematian),
Akan tetapi tauhid, pada kenyataannya merupakan pembebasan dan kemerdekaan manusia dari segala bentuk penghambaan selain kepada Rabb Yang Menciptakan dan Menyempurnakan ciptaanNya
• Pembebasan akalnya dari Khurafat (tidak ada asar, bukti dan dalilnya) dan waham (ilusi kosong).
• Pembebasan jiwanya dari kehinaan, kerendahan dan ketidakberdayaan.
• Pembebasan kehidupannya dari kekuasaan dan exploitasi para Fir’aun, ‘tuhan-tuhan’ dan orang-orang yang mengaku sebagai tuhan yang memperbudakn sesama hamba Allah.
Karena itu para pemimpin kemusyrikan dan thagut jahilllyah menentang seruan dan da’wah para nabi secara umum, dam da’wah spara rasul secara khusus, sebab mereka mengetahui bahwa arti La ilaha illallah adalah proklamasi menyeluruh bagi pembebasan manusia dan penghancuran para tiran dari singgasana ketuhanannya yang palsu serta pengangkatan wajah orang-orang yagn beriman agar tidak sujud selain kepada Allah, Tuhan semesta alam.

2. Pembentukan Pribadi yang Harmonis.
Tauhid membantu pembentukan kepribadian yang harmonis, sehingga arah hidup menjadi jelas, satu tujuan, dan kongkrit jalannya. Ia tidak mempunyai kecuali satu Tuhan yang ia hadapkan dirinya kepada-Nya, baik dalam sendiri atau dikeramaian. Ia memohon kepada-Nya, dalam kesenangan dan kesulitan, dan beramal dalam hal-hal yagn menjadikan-Nya ridho, kecil ataupun besar.
Berbeda dengan orang yang menyekutukan Allah. Hatinya terbagi-bagi untuk beberapa tuhan, kehidupannya tercabik-cabik oleh berbagai sesembahan, sesekali menghadap Allah, di kali lain menghadap kepada patung-patung, atau sesekali menghadap ini dan kali yang lain menghadap patung lainnya.
Dari itu Nabi Yusuf as. Berkata, sebagaimana diceritakan dalam Al Qur’an :

“ Hai kedua penghuni penjara, manakah yang baik, tuhan-tuhan yang bermacam-macam itu ataukah Allah yang Maha Esa lagi Maha Perkasa?” (QS Yusuf : 39)

“Allah membuat perumpamaan (yaitu) seorang laki-laki (budak) yang dimiliki oleh beberapa orang yang berserikat yang dalam perselisihan dan seorang budak yang menjadi milik penuh dari seorang laki-laki (saja); Adakah kedua budak itu sama halnya? segala puji bagi Allah tetapi kebanyakan mereka tidak Mengetahui” (QS AZ-ZUMAR : 29)

Allah mengumpamakan seorang mukmin sebagai budak yang dimiliki seorang tuan, ia mengetahui apa saja yang membuatnya ridho dan apa saja ayng membuatnya murka, sehingga komitmen pada hal-hal yang diridhoi tuannya dan puas terhadapnya. Dan Allah emngumpamakan seorang musyrik dengan seorang budak yagn dimiliki banyak tuan, tuan yang satu mengarahkannya ke timur, yang lainnya kebarat, satu lagi menyeretnya kekanan, lainnya menariknya kekiri. Tuan-tuan itu berserikat namun selalu berselisih, sehingga budak itu tercerai berai, dan terbagi-bagi kepribadiannya, tidak ada ketetapan dan tidak ada ketenangan.

3. Tauhid, Sumber Rasa Aman.
Tauhidullah bisa memenuhi jiwa manusia dengan rasa aman dan ketenangan, ia tidak lagi terintimidasi oleh berbagai ketakutan yang oleh orang musyrik dibuka untuk dirinya; ketakutan pada rizki, ajal, jiwa, keluarga dan anak-anak, ketakutan pada manusia dan jin, ketakutan kepada kematian dan kehidupan setelah mati
Adapun seorang mu’min yang bertauhid, ia tidak takut pada apa dan siapapun selain Allah Subhanahu wa Ta’ala, sehingga, ia tetap terlihat aman pada saat orang lain ketakutan, tentram dan tetang pada saat orang lain gelisah.
Dalam hal ini Al Qur’an menceritakan dialog antara Nabi Ibrahim as. Dengan kaumnya, saagt mereka mengancam dan menakut-nakuti akan kemurkaan berhala tuhan palsu mereka, saat itu Nabi Ibrahim as. Memberikan jawaban yang mengagumkan dan membuat mereka heran :

“Bagaimana Aku takut kepada sembahan-sembahan yang kamu persekutukan (dengan Allah), padahal kamu tidak mempersekutukan Allah dengan sembahan-sembahan yang Allah sendiri tidak menurunkan hujjah kepadamu untuk mempersekutukanNya. Maka manakah di antara dua golongan itu yang lebih berhak memperoleh keamanan (dari malapetaka), jika kamu mengetahui?” (QS. Al AN’AM : 81)

Lalu Allah menjelaskan siapakah dari dua golongan itu berhak mendapatkan keamanan, Firmannya :
“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka Itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. AL AN’AM : 82)

Rasa aman ini muncul dari dalam jiwa, bukan karena penjagaan polisi. Ini adalah rasa aman di dunia, adapuun rasa aman di akherat, ia lebih agung dan kekal, sebab mereka ikhlas kepada Allah dan tidak mencampurkan tauhidnya dengan syirik.
Dalam hadist Rasulullah SAW : Dari Ibnu Mas’ud ra. Kami berkata :”Wahai Rasulullah SAW! Siapakah diantara kami tidak mendzholimi diri sendiri?” Beliau SAW menjawab :”Bukan seperti yang kamu fahami, tidakkah kamu endengar perkataan Luqman kepada anaknya :
“Hai anakku Janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kedzhaliman yang besar”. (QS. LUQMAN : 13)
Jadi, arti : “tidak mencampur adukkan iman mereka dengan kedzhaliman” adalah : “Mereka memurnikan agamanya untuk Allah, dan tidak mencampuri tauhid mereka dengan syirik”.

4. Tauhid, Sumber Kekuatan Jiwa
Tauhid memberikan kekuatan jiwa kepada yang memilikinya, sebab jiwanya dipenuhi rasa optimism, percaya, tawakal, ridha terhadap qadha’ Allah, sabar atas ujian-Nya, dan tidak membutuhkan makhluk. Ia kokoh bagaikan gunung, tidak tergoyahkan oleh bencana.
Pada saat tertimpa musibah, atau dililit oleh kesulitan, ia tidak mau kembali kepada makhluk, ia hadapkan hatinya kepada Allah,hanya kepada-Nya ia memohon, hanya kepada-Nya ia meminta, kepada-Nya ia berpegang serta tidak mengharap selain kepada-Nya, dalam menolak bahaya dan menggapai kebaikan, tidak menengadahkan tangannya kepada siapapun kecuali kepada Allah, dengan penuh pendekatan, permohonan dan inabah (kembali).
Syi’arnya adalah sabda Rasulullah SAW kepada Ibnu Abbas ra. “Jika kamu meminta, mintalah keapda Allah, dan jika kamu minta tolong, mintalah kepada Allah”. (HR. Tirmidzi – Ahmad)

Juga firman Allah :
“Jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, Maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, Maka tak ada yang dapat menolak kurniaNya. dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS YUNUS : 107)
Perhatikan Nabi Hud as. Pada saat diancam kaumnya akan tipu daya berhala-berhala mereka kepadanya, ia menjawab :
“ Kami tidak mengatakan melainkan bahwa sebagian sembahan kami Telah menimpakan penyakit gila atas dirimu." Huud menjawab: "Sesungguhnya Aku bersaksi kepada Allah dan saksikanlah olehmu sekalian bahwa Sesungguhnya Aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan. Dari selain-Nya, sebab itu jalankanlah tipu dayamu semuanya terhadapku dan janganlah kamu memberi tangguh kepadaku. Sesungguhnya Aku bertawakkal kepada Allah Tuhanku dan Tuhanmu. tidak ada suatu binatang melatapun melainkan Dia-lah yang memegang ubun-ubunnya. Sesungguhnya Tuhanku di atas jalan yang lurus." (QS HUUD : 54-56)

Sebuah logika yang kuat yang mengungkapkan kejiwaan yang penuh rasa percaya, tekad yang membaja, keimanan yang tidka lemah dan tidka loyo, dan spiritual yang tidak kenal lemah dan takut, sebab ia mengambil kekuatannya dari tawakkal kepada Allah.

“(ingatlah), ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya berkata: "mereka itu (orang-orang mukmin) ditipu oleh agamanya". (Allah berfirman): "Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, Maka Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana".(QS. Al Anfal : 49)

5. Tauhid, Landasan Persaudaraan dan Persamaan.
Telah disebutkan bahwa tauhid adalah dasar bagi kebebasan dan kemerdekaan manusia, ia juga pencetus syi’ar kemuliaan dan kehormatan manusia.
Disamping itu, ia juga merupakan dasar bagi kokohnya Ukhuwah insaniyyah dan musawah basyariyah, sebab ukhuwwah dan persamaan tidak bisa terealisasi pada kehidupan manusia jika sebagian mereka menjadi tuhan bagi sebagian yang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar