Kamis, 28 November 2013

sosiologi 'konflik'



Soetopo (1999) mengklasifikasikan jenis konflik, dipandang dari segi materinya menjadi empat, yaitu:
1.          Konflik tujuan
Konflik tujuan terjadi jika ada dua tujuan atau yang kompetitif bahkan yang kontradiktif.
2.          Konflik peranan
Konflik peranan timbul karena manusia memiliki lebih dari satu peranan dan tiap peranan tidak selalu memiliki kepentingan yang
sama.
3.         Konflik nilai
Konflik nilai dapat muncul karena pada dasarnya nilai yang dimiliki setiap individu dalam organisasi tidak sama, sehingga konflik
dapat terjadi antar individu, individu dengan kelompok, kelompok dengan organisasi.
4.         Konflik kebijakan
Konflik kebijakan dapat terjadi karena ada ketidaksetujuan individu atau kelompok terhadap perbedaan kebijakan yang dikemuka- kan oleh satu pihak dan kebijakan lainnya.

Dipandang dari akibat maupun cara penyelesaiannya, Furman & McQuaid (dalam Farida, 1996) membedakan konflik dalam dua tipe, yaitu konflik destruktif dan konstruktif.

Mulyasa (2003) membagi konflik berdasarkan tingkatannya menjadi enam yaitu:
1.      konflik intrapersonal
2.      konflik interpersonal
3.      konflik intragroup
4.      konflik intergroup
5.      konflik intraorganisasi
6.      dan konflik interorganisasi.

Menurut Kusnadi:
1.      konflik menurut hubungannya dengan tujuan organisasi
·         Konflik fungsional: konflik yang mendukung tercapainya tujuan organisasi dan seringkali bersifat konstruktif
·         Konflik disfungsional: konflik yang menghambat tercapainya tujuan organisasi dan bersifat destruktif.
2.      konflik menurut hubungannya dengan posisi pelaku yang berkonflik
·         Konflik vertical: konflik antar tingkatan kelas atau antar tingkatan kelompok. Contoh: konflik ekonomi tinggi dengan ekonomi lemah
·         Konflik horizontal: konflik yang terjadi di antara individu atau kelompok yang sekelas atau sederajat. Contoh: konflik antar organisasi masa satu dengan yang lainnya
·         Konflik diagonal: konflik yang terjadi karena ketidakadilan alokasi sumber daya ke seluruh organisasi yang menimbulkan pertentangan secara ekstrim dari bagian yang membutuhkan sumber daya tersebut
3.      konflik menurut hubungannya dengan struktur
·         Konflik hierarki: konflik dari berbagai tingkatan (posisi) yang ada dalam organisasi. Contoh konflik antara kepala sekolah dengan guru
·         Konflik lini staf: konflik antara lini dan staf yang ada dalam organisasi.
·         Konflik formal informal: konflik yang terjadi di setiap organisasi

4.      konflik menurut hubungannya dengan sifat dari pelaku yang berkonflik
·          konflik terbuka: konflik yang diketahui oleh semua pihak yang ada di dalam organisasi (yang diketahui oleh seluruh masyarakat/Negara)konflik tertutup: konflik yang hanya diketahui oleh pihak yang terlibat saja sehingga pihak diluar tidak mengetahui jika terjadi konflik.
5.      konflik menurut hubungannya dengan waktu
·         konflik sesaat: (konflik spontan) terjadi hanya sesaat atau sementara
·         konflik berkelanjutan: berlangsung lama dan sangat sulit untuk diselesaikan, penyelesaian konflik tersebut melalui berbagai tahapan yang sangat rumit.
6.      konflik menurut hubungannya dengan pengendalian konflik
·         konflik terkendali: suatu konflik dimana pihak yang terlibat dalam konflik dapat dengan mudah mengendalikan konflik sehingga konflik selesai atau tidak meluas
·         konflik tidak terkendali: konflik dimana pihak yang terlibat tidak dapat dengan mudah mengendalikan konflik sehingga konflik tidak selesai atau bahkan meluas
7.      konflik menurut hubungannya dengan sistematika konflik
·         konflik nonsistematis: konflik yang bersifat acak, terjadi secara spontanitas
·         konflik sistematis: terjadinya konflik direncanakan, deprogram secara sistematis, ada yang mengomando serta mencapai tujuan gtertentu yang ditargetkan
8.      konflik menurut hubungannya dengan tujuan
·         konflik pendekatan-pendekatan: pihak yang berkonflik masih berkinarja kea rah tujuan yang sama, perbedaannya hanya terletak pada segi teknisnya
·         konflik pendekatan-penghindaran: terjadi dari dua pihak yang berkonflik atau lebih yang sering berseberangan di dalam mencapai tujuan. Ini terjadi karena adanya perbedaan yang tajam.
·          Konflik penghindaran-penghindaran: pihak yang berkonflik sama-sama bukan untuk mencapai tujuan organisasi. Mengarah pada bubarnya suatu organisasi.
9.      konflik menurut hubungannya dengan konsentrasi aktivitas manusia di dalam masyarakat
·         Konflik ekonomi: disebabkan adanya perebutan sumber daya ekonomi dari pihak yang berkonflik
·         Konflik polotik: dipicu adanya kepentingan politik dari pihak yang berkonflik
·         Konflik budaya: disebabkan adanya perbedaan kepentingan budaya dari pihak yang berkonflik
·         Konflik pertahanan: dipicu adanya perebutan hegemoni dari pihak yang berkonflik
·         Konflik antarumat beragama: dipicu adanya sentiment agama
10.  konflik menurut hubungannya dengan pelaku
·         Konflik di dalam diri sendiri: adanya pertentangan di dalam diri seseorang sebagai akibat dari perbedaan atau kesenjangan antara kemauan dan kemampuan untuk melakukan keinginnya itu
·          Konflik antarpribadi: terjadi apabila dua orang individu tidak setuju atas suatu permasalahan, rencana kerja atau tujuan kerja.
·         Konflik dalam kelompok: terjadi ketika suatu keputusan kelompok tidak sejalan dengan keinginan satu atau dua individu di dalam kelompok tersebut.
·         Konflik antar kelompok: terjadi antara kelompok-kelompok yang ada dalam organisasi
·         Konflik didalam organisasi: apabila situasi konflik telah mengarahke dalam seluruh fungsi di dalam organisasi
·         Konflik antarorganisasi: terjadi di antara organisasi-organisasi yang memiliki keterlibatan sangat erat dalam menjalankan suatu bisnis.
11.  Berdasarkan sifatnya
·         Konflik destruktif merupakan konflik yang muncul karena adanya perasaantidak senang,rasa benci dan dendam dari seseorang ataupun kelompokterhadap pihak lain. Pada konflik ini terjadi bentrokan-bentrokan fisik yangmengakibatkan hilangnya nyawa dan harta dendam. Contohnya, konflikambon, poso, kupang, dan sambas.
·         Konflik konstruktif merupakan konflik yang bersifat fungsional, konflik inimuncul karena adanya perbedaan pendapat dari kelompok-kelompokdalam menghadapi suatu permasalahan.konflik ini akan menghasilkansuatu konsensus dari perbedaan pendapat tersebut dan menghasilkansuatu perbaikan. Misalnya, perbedaan pendapat dalam sebuah organisasi


·         Berdasarkan jenisnya konflik dibagi atas dua yaitu:
  1. Individual Conflict
Individual conflict adalah suatu jenis konflik yang hanya melibatkan dua pihak secara langsung baik itu individu (manusia) maupun Negara.
Contoh Individual Conflict: Konflik antara saudara kandung
2.      Collective Conflict
Collective Conflict adalah suatu jenis konflik dimana pihak-pihak yang terlibat di dalamnya bersifat kolektif dalam artian pihak yang terlibat dalam konflik jumlah pelakunya lebih dari satu menghadapi pihak lain yang bersifat kolektif pula.
Contoh Collective Conflict: Kasus PT Nike Indonesia (Konflik antara kaum buruh dengan kaum pemilik modal)

·         Berdasarkan Sifatnya, konflik dibagi atas tiga yaitu:
  1. Specific Conflict
Specific conflict adalah sebuah konflik yang bersumber dari masalah-masalah yang sifatnya spesifik (khas) misalanya dalam konteks idiologi, warisan berupa budaya, kepercayaan, tradisi serta wilayah.
Contoh Specific conflict: Konflik Etnis di Sampit (Kalimantan Tengah)
2.      General Conflict
General Conflict adalah suatu konflik dimana sifat konflik tersebut memiliki nilai kesamaan yang bersifat umum dalam arti kata meskipun konflik itu pada awalnya hanya melibatkan dua pihak secara langsung akan tetapi akibat adanya kesamaan (keterkaitan) maka mengakibatkan keterlibatan pihak lain. Misalnya masalah agama, Etnis, HAM, Lingkungan hidup, dan Ancaman Nuklir.
Contoh General Conflict: Kasus Film Fitna
3.      Inter-Connected Conflict
Inter-connected conflict adalah suatu konflik yang saling kait-mengkait dimana meskipun pada awalnya konflik itu diakibatkan hanya karena satu persoalan, akan tetapi setelah kejadian merembes ke persoalan lainnya baik dari segi substansi maupun aktornya.
Contoh Inter-connected conflict: Invasi Uni Soviet di Afghanistan (1979-1989)

·         Berdasarkan bentuknya, konflik dibagi atas tiga yaitu:
  1. Pseudo Conflict
Pseudo Conflict atau konflik tersembunyi (konflik batin) adalah sebuah bentuk konflik yang masih tersembunyi namun menuntuk kewaspadaan atau antisipasi kalau-kalau muncul ke permukaan.
Contoh Pseudo Conflict: Konflik Batin
2.      Silent Conflict
Silent Conflict atau konflik semu adalah suatu bentuk konflik yang belum dinyatakan dan masih bersifat koar-koar (adu mulut) atau istilah familiarnya Perang Dingin.
Contoh Silent Conflict: Perang Dingin antara Rusia dengan Negara-negara Barat (AS dan NATO)
3.      Actual Conflict
Actual Conflict adalah konflik yang nyata terjadi antara satu pihak dengan pihak lain dengan menggunakan kekuatan fisik maupun senjata api dan senjata tajam.
Contoh Actual Conflict: Invasi Militer Amerika serikat ke Irak


dampak positif konflik menurut A.J.Du Brin sbb;
a)      Dpt menimbulkan perubahan secara konstruktif.
b)      Segala daya dan motivasi tertuju pd pencapaian tujuan.
c)      Merangsang inovasi,meningkatkan keeratan kelompok.
d)     Menggantikantujuan yg tdk relevan.
e)      Manajemen konflik menguntungkan organisasi.
f)       Hubungan antar pribadi dan antar kelompok mendorong kearah peningkatan kesehatan organisasi.
g)      Konflik dpt mengurangi ketegangan dlm bekerja

dampak negatif  Menurut R.J.Edelman sbb;
a)      Terjadinya gangguan psikologis.
b)      Gangguan fisik.
c)      Gangguan tingkah laku.
d)     Timbulnya stres krn menghadapi lingkungan konflik.

Dampak positif dan negative konflik dalam bidang produktivitas
Dampak Positif Konflik Menurut Wijono (1993
1.    Meningkatnya ketertiban dan kedisiplinan dalam menggunakan waktu bekerja, seperti hampir tidak pernah ada karyawan yang absen tanpa alasan yang jelas, masuk dan pulang kerja tepat pada waktunya, pada waktu jam kerja setiap karyawan menggunakan waktu secara efektif, hasil kerja meningkat baik kuantitas maupun kualitasnya.
2.    Meningkatnya hubungan kerjasama yang produktif. Hal ini terlihat dari cara pembagian tugas dan tanggung jawab sesuai dengan analisis pekerjaan masing-masing.
3.    Meningkatnya motivasi kerja untuk melakukan kompetisi secara sehat antar pribadi maupun antar kelompok dalam organisasi, seperti terlihat dalam upaya peningkatan prestasi kerja, tanggung jawab, dedikasi, loyalitas, kejujuran, inisiatif dan kreativitas.
4.    Semakin berkurangnya tekanan-tekanan, intrik-intrik yang dapat membuat stress bahkan produktivitas kerja semakin meningkat. Hal ini karena karyawan memperoleh perasaan-perasaan aman, kepercayaan diri, penghargaan dalam keberhasilan kerjanya atau bahkan bisa mengembangkan karier dan potensi dirinya secara optimal.
5.    Banyaknya karyawan yang dapat mengembangkan kariernya sesuai dengan potensinya melalui pelayanan pendidikan (education), pelatihan (training) dan konseling (counseling) dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Semua ini bisa menjadikan tujuan organisasi tercapai dan produktivitas kerja meningkat akhirnya kesejahteraan karyawan terjamin.

Dampak Negatif Konflik menurut wijono
a)      Meningkatkan jumlah absensi karyawan dan seringnya karyawan mangkir pada waktu jam-jam kerja berlangsung seperti misalnya ngobrol berjam-jam sambil mendengarkan sandiwara radio, berjalan mondar-mandir menyibukkan diri, tidur selama pimpinan tidak ada di tempat, pulang lebih awal atau datang terlambat dengan berbagai alasan yang tak jelas.
b)      Banyak karyawan yang mengeluh karena sikap atau perilaku teman kerjanya yang dirasakan kurang adil dalam membagi tugas dan tanggung jawab.
Seringnya terjadi perselisihan antar karyawan yang bisa memancing kemarahan, ketersinggungan yang akhirnya dapat mempengaruhi pekerjaan, kondisi psikis dan keluarganya.
c)      Banyak karyawan yang sakit-sakitan, sulit untuk konsentrasi dalam pekerjaannya, muncul perasaan-perasaan kurang aman, merasa tertolak oleh teman ataupun atasan, merasa tidak dihargai hasil pekerjaannya, timbul stres yang berkepanjangan yang bisa berakibat sakit tekanan darah tinggi, maag ataupun yang lainnya.
d)     Seringnya karyawan melakukan mekanisme pertahanan diri bila memperoleh teguran dari atasan, misalnya mengadakan sabotase terhadap jalannya produksi, dengan cara merusak mesin-mesin atau peralatan kerja, mengadakan provokasi terhadap rekan kerja, membuat intrik-intrik yang merugikan orang lain.
e)      Meningkatnya kecenderungan karyawan yang keluar masuk dan ini disebut labor turn-over. Kondisi semacam ini bisa menghambat kelancaran dan kestabilan organisasi secara menyeluruh karena produksi bisa macet, kehilangan karyawan potensial, waktu tersita hanya untuk kegiatan seleksi dan memberikan latihan dan dapat muncul pemborosan dalam cost benefit.

DAMPAK KONFLIK
a.       Dampak secara langsung
1.      menimbulkan keretakan hubungan antara individu atau kelompok dan individu atau kelompok lainnya
2.      adanya perubahan kepribadian seseorang (munculnya rasa benci, curiga, dan dapat berubah jadi kekerasan
3.      hancurnya harta benda dan korban jiwa jika konflik tersebut berubah menjadi kekerasan
4.      kemiskinan bertambah akibat tidak kondusifnya keamanan
5.      lumpuhnya roda perekonomian jika suatu konflik berlanjut menjadi tindakan kekerasan
6.      pendidikan formal dan informal terhambat karena rusaknya sarana dan prasarana pendidikan

b.      Dampak tidak langsung
1.    meningkatnya solidaritas sesame anggota kelompok (in Group solidarity)
2.    munculnya pribadi-pribadi yang kuat dan tahan uji menghadapi berbagai situasi konflik
3.    membantu menghidupkan kembali norma-norma lama dan menciptakan norma-norma baru
4.    munculnya kompromi baru apabila pihak yang berkonflik dalam kekuatan seimbang

Manfaat konflik menurut lewis a coser adalah
1.      Dapat menumbuhkan solidaritas kelompok
2.      Dapat mendorong tergentuknya lembag keamanan
3.      Dapat menjadikan masyarakat lebih dinamis

STRATEGI MENGHADAPI KONFLIK
A.      Cara produktif :
1.      Withdrawal, yaitu menunggu sambil berusaha memahami situasi, setelah kira-kira mampu dan yakin dapat berhasil, baru melangkah untuk mengatasinya. (Withdrawal berarti penarikan)
2.      Assertif, yaitu berusaha mengatasi secara tegas dan dengan cara yang baik, serta berusaha membina hubungan yang baik dengan pihak lain ditandai dengan adanya kemauan baik untuk saling mengerti dan memahami alasan, pertimbangan, dan kepentingan pihak lain. (Assertive berarti tegas)
3.      Adjusting, yaitu berusaha menyesuaikan diri dengan pihak lain. (Adjusting berarti menyesuaikan)

B.      Cara tidak produktif:
1.      Avoidance, yaitu menghindar dari konflik. (Avoidance berarti penghindaran)
Contoh:
- Menghindarkan diri
- Menjauhkan diri tidak mengimbangi atau melayani orang yang sedang marah
2.      Force, yaitu menggunakan kekuatan fisik, ancaman, teror, dan paksaan. (Force berarti kekuatan, paksaan)
3.      Mengabaikan adanya konflik karena menganggap konflik tersebut tidak penting.
4.      Blame, yaitu menyalahkan orang lain karena sumber konflik tidak jelas. (Blame berarti menyalahkan)
5.      Silencers, yaitu bersikap supaya orang lain diam dengan cara menangis,  menggunakan kata sarkasme yang menyinggung masalah pribadi. (Silencers berarti peredam)

C.      Cara mengatasi konflik yang lain:
1.      Win-win solution, yaitu setiap pihak ingin menang.
2.      Win-lose solution, yaitu salah satu ada yang mengalah.
3.      Lose-lose solution, yaitu kedua pihak sama-sama mengalah.

D.     Metode pemecahan konflik dengan akomodasi:
1.      Coercion, dengan cara paksaan
2.      Arbitrase, pihak ketiga mengikat
3.      Mediasi, pihak ketiga netral
4.      Ajudikasi, lewat meja hijau atau pengadilan
5.      Kompromi, saling mengurangi tuntutan
6.      Toleransi, sabar membiarkan pendirian pihak lain
7.      Konversi, salah satu pihak bersedia mengalah dan mau menerima pendirian pihak lain
8.      Conciliasi, mempertemukan pihak yang berkonflik/penyelesaian konflik melalui lembaga tertentu
9.      Segregasi, saling menghindar
10.  Stalemate, sama-sama punya kekuatan seimbang
11.  Gencatan senjata, penangguhan permusuhan untuk sementara waktu sampil diupayakan penyelesaian suatu konflik
12.  Displacement, mengalihkan objek lain
13.  Eliminasi, pengunduran diri pihak yang kalah
14.  Rasionalisasi, memberikan alas an yang kelihatannya rasional untuk menghindari konflik
15.  Minority consent, pihak minoritas merasa tidak dikalahkan tetapi bisa bekerja sama
16.  Keputusan mayoritas, keputusan berdasarkan suara terbanyak (voting)
17.  Subjugations (dominasi), pihak yang kuat mendominasi pihak yang kalah
18.  Détente, mengurangi ketegangan