~VILLA HANTU~
“Sinta main
yuk !”
Sesaat
setelah sinta mandi. Asal suara bersumber dari sebelah rumah sinta.
“non, tadi
ada yang manggil dari sebelah” kata mbok
Ijem.
“iya,bentar
lagi ganti baju, oh ya mbok, mbok tau gak itu suara siapa?” kata Sinta
“kalau gak
salah, hmmm…………”
“Beberapa saat kemudian,,”
“ayo mbok
itu suaranya siapa?” kata Sinta
“oh ya, mbok
ingat, itu suara non Lia ,den Bagas, non Fia, dan non Dinda.” Kata mbok Ijem
“oh ya
makasih bi, nanti sinta ke sana.” Kata Sinta.
“udah ya non,
bibi mau permisi ke dapur dulu.” Kata mbok Ijem.
“ya.” kata
Sinta.
“Setelah sepuluh menit.”
“bi, sinta main ya, tolong bilangin mama y!.”
Kata Sinta.
“iya non,”
kata bibi.
Setelah
sampai di rumah Lia, Sinta mengetok pintu pagar .
“ada apa
non Sinta. “kata tukang kebun lia.
“ada Lianya
gak pak? “kata Sinta.
“ada, masuk
aja! “kata tukang kebun lia.
“makasih .”
kata Sinta
Setelah Sinta masuk….
Setelah Sinta masuk….
“Lia,
Bagas, Fia, Dinda.” Kata Sinta.
“ia,sini
masuk.” Kata Lia.
“makasih,”
kata Sinta.
Sesaat
setelah nyampe kamar Lia.
“ada apa
kok mangil aku ke sini?” kata Sinta.
“gak, aku
mau kita ngumpul rame-rame” kata Lia.
* * *
“oh, ya Sinta
liburan ini kamu dah jalan-jalan belom?” kata Lia.
“belum
emangnya kenapa?” kata Sinta.
“kalau belum
kita jalan-jalan aja!” kata Lia.
“ya, udah
tapi…… tempat mana yang seru dan mempunyai kenangan yang indah?.” Kata sinta.
“gimana
kalau kita ke mall!” kata Bagas.
“gak ah kan
udah sering. Iya sih itu seru tapi…. kan gak punya kenangan yang indah.” kata Fia.
“gimana
kalau kita ke pedesaan!” kata Dinda.
“setujutuh.”
kata Fia dan Sinta.
“oke,sih
tapi kan…...” kata Bagas.
“tapi
apanya?” kata Fia.
“kalau
disanakan sering gak ada jaringannya” kata Bagas.
“ya udah
kali mau ikut atau enggak.” kata Sinta
“ya udah
deh aku ikut.” kata Bagas.
“hmm…gimanakalau
kita disana kita gak boleh bawa fasilitas yang kita miliki.” kata Dinda.
“contohnya
apa?” kata Sinta.
“Uang, hp, jam,
dan barang-barang yang mahal dan mewah lainnya, sekaligus kita disana belajar
mandiri.’’ kata Dinda.
“Setuju!!!.”
kata Fia dan Sinta.
“bagaimana
kalau kita kesananya besok!” kata Fia.
“yaudah!
trus kita bawa apa” kata Dinda
“cemilan
secukupnya,dan perlengkapan mandi lainnya.” kata Fia.
“trus kita
kesana naik apa?” kata Dinda.
“naik mobil
aku aja tapi yang bawa supir aku trus mobilnya pulang lagi setelah sampai
disana.” kata Fia.
“trus kalau
kita pulang naik apa?’’ kata Dinda.
“ya, naik
mobil aku juga nanti aku telefon.” kata Fia.
“telefon?,
telefon pake apa?” kata Dinda.
“ya, pake
telefon umum yang ada disana lah, kan kita nanti gak boleh bawa hp.” kata Fia.
“ya,udah
aku mau pulang dulu ya.”kata Sinta.
“Sinta dari
tadi kamu ketawa mulu sama bagas kamu tau gak yang dari tadi kita omongin?”
kata Fia . (dengan wajah yang sedang marah)
“ya,ya kita
tadi dengerin kok.” kata Sinta dan Bagas. (dengan penuh penyasalan)
“ya,udah
sekarang pada pulang gih rapih-rapih untuk besok! jangan ada yang ketinggalan!,
jangan bawa barang yang mahal dan bermerek!, satu lagi bawanya jangan banyak-banyak
nanti gak muat lagi kalau ditaruh di mobil aku.!” kata Fia.
“oke deh.”
Kata Sinta, Bagas, Lia, Dinda.
“ya, udah
sana gih pulang siap-siap untuk besok.” kata Fia.
“keesokan harinya….”
“ayu kita
berangkat!” kata Fia.
“tunggu
dulu Sinta mana?” kata Bagas.
“oh ya dia
kan yang paling lama.” kata Fia.
“Sinta ayu
berangkat.” Kata Dinda.
“iya
bentar” kata Sinta.
“Setelah 10 menit….”
“iya, ayu
berangkat!” kata Sinta.
“lama
banget sih, ngapain?” kata Lia.
“itu kata
aku paling sebentar.” kata Sinta.
“kapan kita
nyampe kalau waktu kita cuma untuk nungguin kamu.?” kata Lia.
“ya sudah
cepat kita berangkat jangan berangkat terus,kapan nyampenya?” kata Dinda.
“Beberapa saat kemudian…”.
^Sampai di
tempat tujuan.^
“akhirnya
kita dilindungi dari rumah sampai tempat tujuan ini.” Kata Fia.
“bapak
pulang saja, nanti kalau sudah waktunya pulang nanti saya telefon, tolong bilangin
mama jangan khawatir sama Fia, karena Fia mau hidup mandiri.” Kata Fia.
“baik
non……” kata supirnya Fia.
Sesampainya
di pedesaan mereka berlima mencari vila untuk tempat beristirahat. Mereka
mencari vila yang paling dekat dengan tempat wisata wisata tapi vila itu ada
penghuninya. Mereka berlima tidak percaya. Sudah di beri alamatnya mereka
langsung menuju tempat itu
Sesampainya
di vila mereka langsung masuk dan ada satu orang yang langsung menyambut
mereka, orang tersebut adalah orang yang menjaga vila tersebut. Orang tersebut
dipanggil dengan sebutan pak Haryono mereka berlima langsung mendapatkan kamar
masing masing. Hari demi hari ada saja kejadian aneh. Pada saat mereka
berkumpul bareng,mereka mereka membicara kan tentang vila tersebut. Mereka menanyakan
semuanya kepada pak Haryono.
“pak
bagaimana asal usul vila ini?” kata Lia,Sinta, Bagas, Fia,dan Dinda.
“begini
kata orang ini adalah vila hantu.”kata pak Haryono.
“hah,vila
hantu emangnya kenapa?” kata mereka berlima.
“ga tau
tapi……….” Kata pak haryono yang membuat anak-anak menjadi penasaran
“tapi apa
pak??” kata kelima anak tersebut
“tapi ada
sejarahnya ni.”kata pak Haryono.
“bagaimana
sejarahnya pak?”kata mereka berlima.
“begini,
zaman dulu ada wanita bernama yanti ia adalah penjaga vila ini pada zaman
dahulu. Semasa hidupnya ia dikenal sebagai orang yang baik dan ramah dan juga
sopan dan ia juga cantik. Pada zaman dahulu vila ini tidak laku palingan hanya
1-5 orang yang datang kesini seperti kalian ini karena zaman dahulu belum ada
fasilitas yang memadai ia meninggalkan karena dibunuh oleh orang yang yang
tidak dikenal letaknya di kamar yang ada di vila ini setelah ia meninggalkan
vila ini diganti oleh adik nyakarena adiknya membutuhkan uang untuk sehari hari
akhirnya vila inilah yang dijual kepada bapak. Karena vila ini banyak kejadian
yang aneh setelah wanita itu meningalkan adiknya, adiknya menjual vila ini dengan
harga yang murah.”kata pak Haryono.
“oh, begitu
ceritanya.”kata Fia,Dinda, Lia, Sinta,dan Bagas.
Dinda “ya
udah pa, kita ber-5 balik kekamar kita dulu ya pak”
Lia
“terimakasih pa, atas informasi nya J”
Dan pada suatu hari….
~BERCAK DARAH~
Pada suatu
hari, bagas sedang berjalan di sekitar vila yang dia tempati sekarang ini. Dan
ketika juga pak haryono sedang mondar mandir di gudang vila tersebut. Bagas
bingung.
“mengapa
pak Haryono mondar mandir terus ya di sana” kata Bagas
Dan Bagas
pun langsung mencari tau apa yang pak haryono lakukan di gudang tersebut,
tetapi karena Bagas mempunyai watak yang penakut, bagas pun tidak berani kalau
ia pun harus tahunya sendirian.akhirnya basgas pun langsung meminta bantuan
kepada teman temannya.
“friends,
bantuin gue ya untuk cari tau ,apa yang pak haryono lakukan digudang belakang?”
kata Bagas
“ribet
banget si gas kenpa ga cari tau sendirian aja apa!” kata Lia
“Li emang
nya kamu ga tau kalau bagas kan orang yang penakut, jadinya kan ga berani.kalau
disuruh nyari gitu gituan sendirian” kata Sinta.
“bener tu
kata Sinta.kamu kayak ga tau aku aja”kata Bagas.
“maaf aku
kan lupa. oke deh kita bantuin.”kata Lia.
Dan mereka
langsung mencari tau apa yang dilakukan pak Haryono di gudang tersebut.
Kelakuan pak
haryono tambah aneh kalian semua pada ngerasa ga sih” kata Bagas.
“maksud
kamu gas”kata Lia.
“iya
belakangan ini pak Haryono sering marah marah sendiri.gak jelas” kata Bagas.
.”apa ada
kaitannya dengan pak haryono sering mondar mandirbdi gudang itu.” kata Sinta
“iya kali
ya…..” kata Bagas.
***.
“sudah
dapat informasinya belum kalau pak Haryono mondar mandir di gudang itu” kata Bagas.
“tadi sih aku udah nyari sama Fia, tapi
aku belum tau pasti” kata Fia
Bagas ”maksud kamu Din?”
Fia ”ia tadi aku sama Lia udah nyari
tau, tapi kita baru nyari tau diluarnya, kalau diluarnya sih ga ada apa-apa,tapi
kan kita mau cari tau,apa yang dilakukan pak haryono didalam? gra-gara pak Haryono
ada dalam ya kita belum masuk juga belum nyari tau……”
Bagas:”ya sudah, kita lanjutin besok
aja ya nyari taunya, dah sore nih!”
“Keesokan harinya”
“kringggggggg” jam weker sudah berbunyi
dan kini jarum telah menunjukan pukul 5
pagi Lia, Fia, Dinda, Sinta,dan Bagas.segera bangun dari tempat tidurnya, mereka
pun langsunng pergi ke kamar mandi ingin mengambil air wudhu, setelahmereka
shalat subuh, mereka segera mandi dan bersiap naik gunung pagi ini
“setelah pulang
dari naik gunung”
Sinta:”woy ayu katanya pengen nyari
tau!”
Lia:”cepetan aku lagi sibuk banget
nih.”
Fia:”sibuk apa sih?”
Lia:”aku punnya banyak tugas,makannya
buruan!”
Bagas:”tugas?kita kan kesini mau
liburan,bukanya mau ngerjain pr kelompok.”
Lia:”emangnya kalau liburan ga dikasih
tugas apa-apa sama pak djono (dosennya
lia ada di kampusnya)?”
Sinta:”iya sih”
Fia:”ya udah ayu buruan”
Prok-prok suara langkah kaki dari lia, sinta,
fia, dinda,dan bagas mau melangkah menuju gudang belakang yang terdapat di vila
ini.
“sesampainya di
gudang”
Bagas:”lia,kamu duluan gih kan kamu kan
orangnya pemberani kan kamu tau sendiri kalau aku”
Lia:”ya elah gitu doang”
Sinta:”gelap banget dah ni gudang?”
Fia:”untungnya aku bawa senter”
Bagas:”kamu kenapa ga bilang dari tadi
sih”
Setelah beberapa saat….
Bagas: ”apa sih menariiknya gudang ini
udah gelap, berdebu, bau lagi”
Lia: ”itu mah kamunya aja kali yang
penakut+anak mami”
Bagas:”enak aja”
Fia:”udah-udah, oh bagas besok kamu
beli lampu ya buat disini”
Bagas:”iya insya allah,tapi beli
lampunya dimana?”
Sinta:”ya di warung lah!”
Fia:”sekarang kita keluar yuk aku gak
betah disini!”
Bagas:”yaudah yuk! sama nih”
Lia:”yaudah sekarang bubar dulu, kan
dah sore, besok kita lanjutin pagi-pagi, kalian ga kemana-mana kan besok
pagi-pagi?”
Bagas,fia,sinta,dinda:”ga”
Lia:”ya sudah”
“keesokan harinya
“
Tok,tok,tok……..
“bentar” kata Sinta
“ada apa si? Masih pagi kayak gini udah
rebut gedor-godor pintu kamar orang” kata Fia sambil membukakan pintu kamar
dengan muka sewot
Bagas ”ia-ia maaf, guys ayo…. Gue penasaran
banget nih, apa yang di lakukan pak Haryono di gudang itu”
Lia ”bentar gas kita lagi siap-siap
nih, habis shalat subuh”
“cepet ya!!” gas dengan muka cemberut
nya
Sinta “masuk dulu gas!!”
Lima menit
kemudian
Bagas “lama banget dah lu pada, ayo
buruan!”
“iya-iya” Sinta
“jadi cewek ribet banget dah?” Bagas
Prok-prok suara langkah kaki Bagas and
the friends menuju gudang belakang
Sesampainya
di gudang tersebut…
Bagas “Li lu mauk duluan gih!”
“iya-iya, tapi lu gak lupa kan?” Lia
Bagas “gak lupa apa?”
“kan kemari kita suru lo untuk beli
lampu” Sinta
“masih inget gak?” Lia
Fia “jangan-jangan lo lupa lagi?”
Bagas “tenang-tenang, yaelah jangan
panik kali!”
Dinda “tenang-tenang, gimana kita bisa
tenang, lu kan pelupa orang nya”
Bagas “emang kenapa dah kalau gak ada
lampu, harus segitunya ya kalau gak ada bohlam?
“gelap tau, mending lu berani” kata Lia
dengan bacotannya
Fia “ya gak bakalan lah, si bagas
masuk”
“makannya dah diem aja dah lu gas” kata
Sinta dengan nada ngeledek
Bagas “yaudah cepet pasang”
Lia “hahahah lucu banget kalu kita
ber-4 yang masang, secara kita cewek, masa ia yang masang cewek. Disini yang
cowok cumin elu, jadi elu yang pasang dong!”
“ia gak mungkin banget ikan?” kata Fia
dengan ngeledek
Sinta “gini aja deh, kita jalan duluan
masuk kedalem nya, entar kalau waktunya masang bohlam itu pekerjaan lu…. Mau
gak?”
Lia “ia tuh……. Setuju….”
“okeh…” kata Bagas dengan nada
menantang
Ketika
lampu sudah dipasang, dan saklar udah dinyalakan
“apaantuh??” kata Fia dengan nada
ketakutan
Lia “kayak dah dah?”
“siapa yang berdarah?” kata Sinta
Bagas “kayak nya gak ada deh”
Kan yang sering keini cumin pak Haryono
doing” kata Bagas
Lia “jangan-jangan pak haryono?’
“hust…. Jangan ngarang kamu” Bagas
“apa yang di lakukan pak Haryono ya
ditempat ini?” kata Dinda penasaran
Bagas “ia, misterius banget sit tuh
orang”
Lia dan Fia “emang”
Dinda “udah ayu cari informasi, niat
kita kan kesini kucam pengen cari informasi”
“entar kalau ada yang masuk gimana?,
entar kita ketauan lagi..” kata Fia dengan cemas
Sinta “yaudah gini deh, salah satu dari
kita ada yang jagain pintu,, siapa yang mau?”
”yang jelas aku gak mau L” kata Bagas takut
“siapa juga yang mau nyuruh lu, kia
semua juga tau kali, lu kan penakut orang nya” kata Lia ngeledek
Lia, Fia, Dinda dan Sinta
“hahahahahhahahahahahahahahah :-d (terbahak-bahak)”
Bagas “tuh kalian tau L”
“yaudah aku aja deh yang jagain pintu”
kata Lia dengan berani
Fia “beneran nih kamu kamu? :-\
(ragu-ragu)”
“Lia mah berani, gak kayak Bagas,
hahahahaha” kata Dinda ngeledek
“udah-udah jangan ngeledekin Bagas
terus, kasian kan dia” kata Sinta bermaksud ngebelain Bagas karena kasiahan
Dinda “asyik dah Bagas ada yang
ngebelain, cieeeeeeeee….. sinta sekarang mainnya sama bagas J”
“ihhhhhhhhhh, apa sih. Gak jelas dah
lu, kita kan sahabatan, sesame teman gak boleh saling ngeledek, entar persahabatan
kita gak selurus jalan apa yang kita mau lagi, mau gak lu?” kata Sinta
“ia-ia
maaf L” kata Dinda
menyesal
Lia “ia, tapi entar kalau kalian
nemuain informasi kasih tau aku y! aku kan juga penegn tau”
Sinta “oke >:- (baik hati)“
Lima
menit kemudian…
Lia “guys udah ada informasi belum?”
Bagas “kalau gue sih belum nemuain”
“siapa juga yang nanya sama lo? :-p
(mengejek)” kata Dinda ngeledek
Sinta “tuh kan mulai lagi ledek-ledekan
nya >-< (naik darah)”
“ :’-( (menangis)“ Bagas
“^_^V” Dinda meminta maaf
“ %-( (bingung), kalian pada ngapain
si? Dari tadi berantem mulu kerjaan nya. Udah-udah jangan pada berantem terus.
Emang nya gak bisa y kalau tanpa berantem? Selesai-in nya jangan pake
berantem-beranteman, pakai cara damai atau dengan cara kekeluargaan aja!” kata
Lia
“ia udah-udah, entar ketauan loh!” kata
Fia mengajak
“guys nih aku dapet sesuatu di loker
ini, ada foto perempuan, tapi……, udah berlumuran darah. Rada gak jelas mukanya”
kata Dinda
Sinta “aku juga nemuin baju, tapi
bajunya juga dah berlumuran darah”
Fia “baju laki-laki atau perempuan?”
Bagas “aku juga nemuin kertas, ada
tulisannya juga nih”
“bacaannya apa?” kata Lia penasaran
Bagas “tau nih gak jelas, soalnya
banayak percakan darahnya”
Lia “berarti kita semua sudah menemukan
3 informas, dari baju, foto, dan surat tulisan tangan”
Sinta “yaudah yuk, sekarang kita pulang
aja! Besok kita lanjutin lagi! Tapi besok ada yang ngikutin pak Haryono!”
Fia “ayo, yaudah besok aku deh yang
ngikutin pak Haryono”
Bagas ”Tapi jangan sampe ketahuan y!!”
Fia ”oc.”
Keesokan
harinya…
Bagas ”Fia kamu sudah siap belum?”
Fia “yuft oke dech :-} (tersenyum
lebar)”
Keesokan
harinya…
“Fi gmn?” kata Lia penasaran
“ %-( (bingung) apa nya yang gimana?”
kata Fia
Lia “kemaren”
Fia “oh kemaren. Gini kemaren kan aku
dah ngikutin pak Hrayono sesuai dengan permintaan kalian. Kalian masih inget
yang namanya Yanti kan? Yang waktu itu pak Haryono pernah certain.”
“emangnya kenapa?” kata Bagas penasaran
“ternyata dia itu istri nya pak
haryono” kata Fia
“ =:o (terkejut) koq bisa?”kata Sinta
Fia “ya bisalah, gini kan kemarena aku
dengerin pak Haryono di gudang dan ia memanggil nama Yanti, dan sesekalai ia
berbicara tentang istri”
“emangnya dia ngomong apa? Kata Bagas
penasaran
Fia “gini: seandainya kau masih ada,
aku takan kesepian disini sendiri. Istri ku, ku harap kita bisa bertemu kembali
di surge nanti. Yanti-istri ku, kau akan tetap di hati ku selamanya, dan sampai
kapan pun”
Akhirnya Bagas and the friends
menemukan titik terang atas kisah di gudang belakang villa tersebut.
#bersambung..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar