Minggu, 13 April 2014

al-qur'an biologi



Al Qur'an Secara Tegas, Menyangkal Teori Darwin, Jauh Sebelum Darwin Dilahirkan dari Rahim Ibunya
          Charles Darwin lahir pada 12 Februari, 1809 di Shrewsbury, England - anak kelima dari pasangan Robert Waring Darwin dan Susannah Wedgwood. Ibunya meninggal dunia kala Darwin masih berusia delapan tahun. Ketika Darwin berusia 16 tahun, ia pun meninggalkan kota kelahirannya dan kemudian belajar ilmu obat-obatan di Edinburgh University (EU). Namun sayangnya, ia tak melanjutkan studinya di EU hingga selesai.

          Lalu Darwin meneruskan pendidikannya di Cambridge University hingga meraih gelar sarjana. Usai wisuda ia lalu mengadakan suatu "penjelajahan ilmiah" selama lima tahun (1826 - 1831) di Amerika Selatan.Pada 1839, ia pun menikahi saudari sepupunya, Emma Wedgewood. Darwin hidup bersama isteri dan anak-anaknya di Downe, England, kira-kira 15 miles dari London.

          Ia menghabiskan masa hayatnya dengan menulis dan menerbitkan karya-karyanya. Pada 1859, karyanya berjudul "On the Origin of Species by Means of Natural Selection" diterbitkan. Buku karyanya banyak dibicarakan orang, dan membuat namanya terangkat. Namun karyanya itu juga menuai kontroversi.Bagaimana tidak, manusia yang ada di muka bumi ini, bagi Darwin adalah merupakan hasil evolusi. Pada 1871 ia menerbitkan buku berjudul "The Descent of Man" yang juga kesohor. Penyakit pun kemudian datang menyerang kala ia berkelana untuk kesekian kalinya ke Amerika Selatan. Ia meninggal pada 19 April 1882 dan dikebumikan di Westminster Abbey.

Teori yang Mengingkari Ayat-ayat Allah
          Al Qur'an diturunkan ratusan tahun sebelum Darwin dilahirkan. Teori manusia kera dari Darwin adalah sebagian kecil ilmu-ilmu yang tidak sesuai dengan Al Qur'an, wahyu Allah yang dilantarkan kepada Nabi Muhammad s.a.w. yang tidak bisa membaca dan menulis (ummi). Hal ini membuktikan Al Qur'an adalah benar-benar wahyu Allah s.w.t.
Keterangan Al Qur'an tentang Penciptaan Adam
         Para ulama’ telah memberikan pengingkaran atas teori Darwin ini, karena menyelisihi nash-nash Al-Qur’an, As-Sunnah, dan ijma’ para salaf. Oleh karenanya, Syaikh bin Baaz dan ulama’ sejawatnya yang tergabung dalam Al-Lajnah Ad-Da’imah li Al-Buhuts Al-Ilmiyyah wa Al-Ifta’ memberikan jawaban terhadap pertanyaan seputar teori Darwin dengan menyatakan dengan tegas, “Pendapat ini tak benar!! Dalil yang membuktikan hal itu (yakni, kebatilan teori Darwin), Allah -a’ala- telah menjelaskan dalam Al-Qur’an tentang periode penciptaan Adam seraya berfirman,
"Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah(QS. Ali Imraan: 59).
Allah -Ta’ala- berfirman,
“Dan Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah”. (QS. Al-Mu’minun: 12).
Allah -Ta’ala- berfirman,
“Sesungguhnya kami Telah menciptakan mereka dari tanah liat”. (QS. Ash-Shaaffat: 11).
Allah -Ta’ala- berfirman,
“Dan Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk”. (QS. Al-Hijr: 26).
Allah -Ta’ala- berfirman,
“Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar”. (QS. Ar-Rahman: 14).
Allah -Ta’ala-’ berfirman,
“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Lalu apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud”. (QS.Al-Hijr :28-29).
Inilah periode-periode yang dilalui penciptaan Adam menurut Al-Qur’an.
Periode Penciptaan Anak Keturunan Adam
Adapun periode-periode yang dilalui oleh penciptaan anak-cucu Adam, maka Allah -Ta’ala- berfirman,
“Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik”. (QS. Al-Mu’minun: 12-14).
Adapun istri Adam (yakni, Hawwa’), maka Allah -Ta’ala- pun menjelaskan bahwa Dia menciptakannya dari Adam seraya berfirman,
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang Telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan Mengawasi kamu”. (QS. An-Nisaa’:1).
surah 40 (Al-Mukmin) ayat 67:

“Dialah yang menciptakan kamu dari tanah, kemudian menjadi setetes air mani, kemudian menjadi segumpal darah, kemudian kamu dilahirkan sebagai bayi, kemudian kamu menjadi dewasa sampai tua. Di antara kamu ada yang diwafatkan sebelum tua supaya kamu sampai kepada waktu yang ditentukan (hari kiamat) dan supaya kamu memikirkan.”
2. Perkembangan Teori Evolusi
Banyak hal dan pemikiran ahli lain yang mempengaruhi perkembangan teori Darwin, antara lain:
  • Ekspedisi ke lautan Galapagos ditemukan bahwa perbedaan bentuk paruh burung Finch disebabkan perbedaan jenis makanannya.
  • Geolog Charles Lyell (1830) menyatakan bahwa batu-batuan di bumi selalu mengalami perubahan. Menurut Darwin, hal-hal tersebut kemungkinan mempengaruhi makhluk hidupnya. Pikiran ini juga didasarkan pada penyelidikannya pada fosil.
  • Pendapat ekonom Malthus yang menyatakan adanya kecendrungan kenaikan jumlah penduduk lebih cepat dari kenaikan produksi pangan. Hal ini menimbulkan terjadinya suatu persaingan untuk kelangsungan hidup. Oleh Darwin hal ini dibandingkan dengan seleksi yang dilakukan oleh para peternak untuk memperoleh bibit unggul.
  • Pendapat beberapa ahli seperti Geoffroy (1829), WC Wells (1813), Grant (1826), Freke (1851), dan Rafinisque (1836).
Tahun 1858 Darwin mempublikasikan The Origin yang memuat 2 teori utama yaitu:
1. Spesies yang hidup sekarang berasal dari spesies lain yang hidup di masa lampau.
2. Evolusi terjadi melalui seleksi alam.
Menurut Darwin, agen tunggal penyebab terjadinya evolusi adalah seleksi alam. Seleksi alam adalah “process of preserving in nature favorable variations and ultimately eliminating those that are ‘injurious’”.
Secara singkat, proses evolusi oleh seleksi alam (Neo Darwinian) terjadi karena adanya:
a. Perubahan frekuensi gen dari satu generasi ke generasi berikutnya.
b. Perubahan dan genotype yang terakumulasi seiring berjalannya waktu.
c. Produksi varian baru melalui pada materi genetic yang diturunkan (DNA/RNA).
d. Kompetisi antar individu karena keberadaan besaran individu melebihi sumber daya lingkungan tidak cukup untuk menyokongnya.
e. Generasi berikut mewarisi “kombinasi gen yang sukses” dari individu fertile (dan beruntung) yang masih dapat bertahan hidup dari kompetisi.
Implikasi Teori Evolusi Darwin
1. Asal Usul Spesies
Teori utama Darwin bahwa spesies yang hidup sekarang berasal dari spesies lain yang hidup di masa lampau dan bila diurut lebih lanjut semua spesies makhluk hidup diturunkan dari nenek moyang umum yang sama. Seperti yang juga diperkirakan oleh Darwin. Teorinya akan ditentang banyak pihak. Para penentang teori ini dikategorikan dalam tiga kelompok utama:
a. Kelompok yang berpendapat bahwa teori Darwin tersebut tidak cukup “ilmiah”.
b. Kelompok “Creationist” yang berpendapat bahwa masing-masing spesies diciptakan khusus oleh yang Maha Kuasa untuk tujuan tertentu.
c. Kelompok penganut filsafat “idealist” yang berpendapat bahwa spesies tidak berubah. Variasi yang ada merupakan tiruan tidak sempurna dari pola umum “archetypes”. Goethe mengabstaksikan satu archetype atau Urbild untuk semua tanaman (Urplanze) dan beberapa Bauplane untuk hewan.
2. Seleksi Alam
Darwin mengemukakan bahwa seleksi alam merupakan agen utama penyebab terjadinya evolusi. Darwin (dan Wallace) menyimpulkan seleksi dari prinsip yang dikemukakan oleh Malthus bahwa setiap populasi cendrung bertambah jumlahnya seperti deret ukur, dan sebagai akibatnya cepat atau lambat akan terjadi perbenturan antar anggota dalam pemanfaatan sumber daya khususnya bila ketersediaannya terbatas. Hanya sebagian, seringkali merupakan bagian kecil, dari keturunannya bertahan hidup: sementara besar lainnya tereliminasi.
Dengan berkembangnya ilmu genetika, teori itu diperkaya sehingga muncul Neo Darwinian. Menurut Lemer (1958), definisi seleksi alam adalah segala proses yang menyebabkan pembedaan non random dalam reproduksi terhadap genotype; atau allele gen dan kompleks gen dari generasi ke generasi berikutnya.
Anggota populasi yang membawa genotype yang lebih adaptif (superior) berpeluang lebih besar untuk bertahan daripada keturunan yang inferior. Jumlah individu keturunan yang superior akan bertambah sementara jumlah individu inferior akan berkurang dari satu generasi ke generasi lainnya. Seleksi alampun juga masih bekerja, sekalipun jika semua keturunan dapat bertahan hidup dalam beberapa generasi. Contohnya adalah pada jenis fauna yang memiliki beberapa generasi dalam satu tahun. Jika makanan dan sumberdaya yang lain tidak terbatas selama suatu musim, populasi akan bertambah seperti deret ukur dengan tidak ada kematian di antara keturunannya. Hal itu tidak berarti seleksi tidak terjadi, karena anggota populasi dengan genotype yang berbeda memproduksi keturunan dalam jumlah yang berbeda atau berkembang mencapai matang seksual pada kecepatan yang berbeda. Musim yang lain kemungkinan mengurangi jumlah individu secara drastic tanpa pilih-pilih. Jadi pertumbuhan eksponensial dan seleksi kemungkinan akan dilanjutkan lagi pada tahun berikutnya. Pebedaan fekunditas, sesungguhnya juga merupakan agent penyeleksi yang kuat karena menentukan perbedaan jumlah individu yang dapat bertahan hidup atau dan jumlah individu yang akan mati, yang ditunjukkan dalam angka kematian (Dobzhansky, 1970).
Darwin telah menerim, namun dengan sedikit keraguan, slogan Herbert Spencer “survival of the fittest in the struggle for life” sebagai altenatif untuk menerangkan proses seleksi alam, namun saat ini slogan itu nampaknya dipandang tidak sepenuhnya tepat. Tidak hanya individu atau jenis yang terkuat tetapi mereka yang lumayan pas dengan lingkungan dapat bertahan hidup dan bereproduksi. Dalam kondisi seleksi yang lunak atau halus semua individu atau jenis pembawa genotype yang bermacam-macam dapat bertahan hidup ketika populasi berkurang. Individu yang fit (individu yang sesuai dengan lingkungan dapat bertoleransi dengan lingkungan) tidak harus mereka yang paling kuat, paling agresif atau paling bertenaga, melainkan mereka yang mampu bereproduksi menghasilkan keturunan dengan jumlah terbanyak yang viable dan fertile.
Seleksi alam tidak menyebabkan timbulnya material baru (bahan genetic yang baru yang di masa mendatang akan datang diseleksi lagi),melainkan justru menyebabkan hilangnya suatu varian genetic atau berkurang frekuensi gen tertentu. Seleksi alam bekerja efektif hanya bila populasi berisi dua atau lebih genotype, yang mana dari varian itu ada yang akan tetap bertahan atau ada yang tereliminasi pada kecepatan yang berbeda-beda. Pada seleksi buatan, breeder akan memilih varian genetic (individu dengan genotype) tertentu untuk dijadikan induk untuk generasi yang akan datang. permasalahan yang timbul adalah dari mana sumber materi dasar atau bahan mentah genetic penyebab keanekaragaman genetic pada varian-varian yang akan obyek seleksi oleh alam. Permasalahan itu terpecahkan setelah T.H Morgan dan kawan-kawan meneliti mutasi pada lalat buah Drosophilia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses mutasi menyuplai bahan mentah genetic yang menyebabkan terjadinya keanekaragaman genetic dimana nantinya seleksi alam bekerja (Dobzhansky, 1970).
Seleksi alam (natural selection) dan mutasi gen

Darwin mendapatkan ide seleksi alam dari pengamatannya terhadap proses pembudidayaan (artificial selection). Menurut Darwin, makhluk hidup harus mampu beradaptasi dengan lingkungannya agar tetap hidup dan berkembang (struggle for existence). Mahkluk yang paling mampu beradaptasi akan tetap muncul, sedangkan yang lemah akan hilang (survival of the fittest). Proses selekesi alam dan juga seleksi buatan (budidaya) memang terbukti menghasilkan hewan-hewan yang lebih baik, misalnya lebih cepat berlari, lebih banyak daging atau telurnya, dll. Namun, seleksi tersebut tidak mampu menciptakan makhluk baru, misalnya dari kambing menjadi kerbau. Karena proses seleksi alam tersebut tidak mampu menjawab perubahan jenis makhluk hidup (misalnya bagaimana kuda muncul dari makhluk lain), kelompok NeoDarwin membuat hipotesis bahwa mutasi atau perubahan gen secara tidak sengaja berperan dalam pembentukan makhluk baru tersebut. Namun ilmu pengetahuan modern membuktikan bahwa mutasi hampir selalu menghasilkan individu-individu yang lebih jelek (abnormal), misalnya sindrom Down (mempunyai tambahan kromosom nomor 21; tingkat kecerdasan rendah), sindrom Klinefelter (XXY; laki-laki mandul dengan perkembangan organ seks yang tidak normal), sindrom Turner (XO; wanita mandul dengan perkembangan organ seks yang tidak normal), penyakit sickle-cell (susunan asam amino tidak normal pada sel darah merah; sel darah merah berbentuk bulat sabit dan mudah menyumbat peredaran darah), sindrom cry du chat (kromosom nomor 5 tidak normal; menangis seperti kucing), dan lain-lain. Bagaimana mutasi yang selalu berakibat buruk tersebut mampu menghasilkan makhluk hidup yang lebih baik, misalnya dari makhluk lebih rendah menjadi manusia? Selain itu, gen atau DNA merupakan bagian yang sangat unik dari makhluk hidup dan sangat sangat kecil kemungkinannya untuk bermutasi secara random dan berulang-ulang dengan menghasilkan begitu banyak makhluk hidup yang berbeda. Hal ini terbukti dari sangat stabilnya gen-gen makhluk hidup (terutama makhluk hidup tingkat tinggi) sampai saat ini.

Bukti fosil

Kelompok Darwin menyatakan bahwa fosil merupakan salah satu bukti terjadinya evolusi makhluk hidup. Menurut Darwin, fosil-fosil tersebut milik dari nenek moyang beberapa makhluk hidup. Sayangnya, bukti fosil tersebut masih belum kuat mendukung teori Darwin, karena secara logika apabila makhluk hidup berevolusi dari makhluk hidup yang sederhana, maka seharusnya akan banyak ditemukan fosil makhluk hidup yang bentuknya merupakan kombinasi dari dua atau tiga jenis makhluk hidup, misalnya fosil mahluk berkepala ikan dan berbadan buaya, fosil manusia purba berekor panjang, dll.

Embriologi perbandingan

Kelompok Darwin juga mengajukan proses perubahan embriologi sebagai bukti terjadinya evolusi. Perubahan selama proses embrio ini (ontogeni) dikategorikan sebagai pengulangan proses dari evolusi (filogeni) atau diistilahkan dengan ontogeny repeats phylogeny. Dengan membandingkan perkembangan embrio dari beberapa makhluk hidup (ikan, katak, ular, burung, babi, dan manusia), mereka melihat bahwa pada awal perkembangannnya setiap embrio tersebut mempunyai proses dan bentuk yang sama. Berdasarkan pengamatan tersebut, mereka menyimpulkan bahwa mahkluk-makhluk tersebut berkembang dan berevolusi dari nenek moyang yang sama. Hanya dengan sedikit perubahan saja selama proses pembentukan embrio tersebut, mahkluk-makhluk tersebut berkembang menjadi makhluk yang berbeda. Namun, hipotesis tersebut kurang dibuktikan secara gamblang dan lengkap. Selain itu, embriologi perbandingan tersebut tidak mampu menjawab mengapa proses perkembangan embrio tiap mahkluk hidup tersebut ternyata stabil dan tidak berubah selama ini. Kalaupun terjadi perubahan, biasanya menghasilkan makhluk yang tidak normal, misalnya fetal alcohol syndrome (FAS), pengaruh thalidomide, dan lain-lain. Faktor-faktor apa yang menyebabkan terjadi perubahan selama embrio pada masa lalu yang mampu menghasilkan jenis baru tetapi tidak terjadi pada masa kini?

Khusus tentang kejadian manusia, menurut teori evolusi Darwin, manusia adalah hewan atau binatang yang lebuh maju dibandingkan hewan atau spesies lain. Pada tahun 1842 Darwin telah menyusun kerangka teorinya dalam sebuah buku yang setebal 250 halaman yang telah diselesaikan pada tahun 1844, yang kemudian ia menerbitkan sebuah buku dengan judul The Origin of the Species by Means of Natural Selection pada tahun 1859 dan buku lain dengan judul The Origin of Men pada tahun 1871 yang kemudian terkenal dengan istilah Teori Evolusi Darwin.

Berkaitan dengan asal-usul kehidupan, Darwin secara ringkas memaparkan bahwa:
  1. Kehidupan berasal dari zat-zat organik yang secara bertahap mengalami perubahan menjadi makromolekul organik yang diperkirakan bermula dari lautan.
  2. Evolusi kimia dimulai dari atmosfer purba dengan beraksinya bahan-bahan anorganik dengan energi dari halilintar membentuk senyawa makromolekul sebagai komponen-komponen pembentuk sel.
  3. Makromolekul-makromolekul akan terkonsentrasi di cekungan secara progresif, akibat kondisi yang relatif kering dengan bantuan ATP dan enzim-enzim terjadi percepatan reaksi sehingga terbentuk membran struktural serta ibril internal sebagai bagian sel primitif yang merupakan kemungkinan terbentuknya kehidupan pada tahap pertama kali.
  4. Kemungkinan dimulainya evolusi dari laut ke darat dengan menggunakan analogi perkembangan invertebrata dari air ke darat.
  5. Perkembangan makhluk hidup secara bertahap dalam jangka waktu lama dari bentuk sederhana menuju bentuk yang kompleks.
  6. Mekanisme evolusi dilaksanakan melalui seleksi alam oleh peristiwa mutasi gen yang terjadi secara acak dan tidak terduga pada tigkat suatu populasi.
Teori Darwin berdasarkan atas seleksi alam yang dapat menghasilkan perubahan besar pada organisme setelah waktu yang lama bahkan pada suatu saat tertentu dapat menghasilkan sspesies baru. Dia juga mengatakan bahwa semua organisme yang meliputi seluruh tumbuhan dan hewan yang ada dan pernah ada berkembang dari beberapa atau bahkan satu satu bentuk yang sangat sederhana melalui proses penurunan dengan modifikasi melalui seleksi alam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar